Thursday 17 April 2014

Sebel itu

SEBEL adalah perasaan yang sering datang tiba-tiba. Tiba-tiba emosi keluar begitu saja dan meledak-ledak. Meledak-ledak seperti ingin sekali teriak tapi pada kenyataannya gak bisa. Itu karena seringnya rasa sebel tersebut saya tahan dalam hati, atau mungkin akan lebih baik kalau dilampiaskan dengan berteriak [?], sebab dengan begitu agaknya lebih melegakan. Tapi kalau saya, rasa sebel yang datang malah dimakan sendiri dan tinggal usaha aja untuk menghilangkan sedikit demi sedikit perasaan gak nyaman ini dari dalam hati, tentu ini gak mudah dan bikin nyesek #lebay. Hal ini pun membuat saya mikir lagi, kenapa kok bisa gak mudah untuk merasa gak sebel ? Ternyata mungkin selama ini saya belum cukup dewasa sebab saya belum cukup ahli atur emosi yang sering kali datang gak permisi ini #tanyasendiridijawabsendiri.
Saya sering dengar quote tentang bersabar ada batasnya, dan ketika saya sebel, itu karena memang batas kesabaran saya sudah hampir sampai ditingkat ujung. Tapi saya sering juga dengar quote bahwa Tuhan saja bisa sabar banget sama semua makhluk ciptaan-Nya di bumi, apalagi ketika makhluk ciptaanya #terutamasaya acap kali lalai dan meninggalkan perintah-Nya. Tapi Tuhan masih sangat begitu baik, masih memberikan nikmat-Nya yang tiada tara kepada semua makhluk ciptaan-Nya, bahkan semacam saya ini. #deeerrrr Tuhan saja bisa begitu baik dan sabar, teruus masa saya #animperfectperson dan tiada berdaya tanpa Tuhan ini ga bisa sabar malah sebel #zz. Maafkan saya Tuhan :'(
Itulah mengapa saya merasa belum cukup dewasa karena tingginya frekuensi rasa sebel saya selama ini. Kembali lagi, mungkin rasa sebel saya tidak terlampiaskan begitu saja dengan cara berteriak, tapi dengan nggak berteriak seperti itu pun, orang sekitar saya tetap tahu ketika saya sedang sebel, mereka jadi malah menjauh dari saya. Tentu hal ini buat rugi saya banget #fixed. Rugi sakit-sakit ati sendiri dah, rugi dipandang saya nyeremin daah, rugi dijauhin pulaa, bahkan mungkin malah dalam hati mereka berkata: "tu orang kenapa gak jelas banget, muka dilipet, udah kayak lipetan perut orang obesitas aja, males deh liat muka suntuk gitu, mending tinggal aja deeeh, iieeewwhh, bye" #lhar.
Hmmmm, jadi daripada gitu mending saya intropeksi diri untuk lebih bersabar daripada sebel. Mudah-mudahan kalau saya bisa menekan rasa sebel ini, kelak saya bisa jadi pribadi yang lebih dewasa *HOPE* #diamininyuk. Karena dengan merasa gak sebel tapi lebih kepada bersabar adalah kunci untuk kehidupan yang lebih baik buat saya. Ya nggak? #iyainaja.
Tapi.. #banyaktapinyaperasaan. 
Tapi mungkin.. #banyakmungkinjuga
Mungkin kalau ngomong sih mudah, tapi mempraktekkannya rada susah, butuh proses. Jadi dari lubuk hati yang terdalam, mohon maklumi saya.. apalagi orang-orang yang berada di sekitar saya.. saya butuh waktu, ganti kebiasaan mudah sebel saya ini untuk migrasi ke pribadi yang lebih BERSABAAR. Dan intinya kalau suatu saat anda ketemu saya.. tolong.. tolong jangan buat saya SEBEL ya, okee! #lohkok.


No comments:

Post a Comment